Pesawat perintis N219 ini didesain sesuai dengan
kebutuhan Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki banyak pulau
terpencil.
Pesawat
N-219 buatan PT Dirgantara Indonesia. (Tribunnews via Kompas.com)
Setelah
mengalami krisis ekonomi yang pelik, PT Dirgantara Indonesia (DI)—pabrik
pesawat terbang pertama dan satu-satunya milik pemerintah Indonesia—kembali
beroperasi dan menelurkan karya.
Bersama
Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), PT DI mengerahkan 150 ahli
penerbangan untuk merancang pesawat yang diberi nama N 219.
Pesawat
N-219 merupakan pesawat perintis yang kelak akan digunakan untuk menghubungkan
pulau-pulau terpencil di Indonesia. N-219 akan keluar hangar dan diperlihatkan
kepada publik dalam waktu dekat.
Pesawat N
219 didesain sesuai dengan kondisi bandara perintis di Indonesia, yang umumnya
terletak di kawasan timur Indonesia. Pada umumnya, bandara perintis terletak di
daerah yang dikelilingi pegunungan tinggi, seperti di Papua dan Maluku.
Pesawat N219
ini tidak saja mampu lepas landas dan mendarat di bandara yang memiliki
keterbatasan panjang landasan pacu, tetapi juga yang landasannya berumput atau
berkerikil.
Direktur
Teknologi dan Pengembangan PT. DI Andi Alisyahbana mengatakan prototip atau
purwarupa pesawat N219 yang mulai dibuat pada September 2014 itu menggunakan
40% konten lokal.
“Rencananya
nanti kami akan meningkatkan konten lokal pada pesawat jenis ini hingga 60%,”
tambah Andi.
Source : http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/11/n219-pesawat-perintis-karya-anak-negeri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar